Jumat, 09 April 2010
too much love will kill you
By : D' Massive
Semoga
DAN MATI PUN MASUK SURGA.. AMIN
SEMOGAAAAAAAA
Tulus
engkau tulus merawat ku, hinnga aku dewasa kini.
Tulus pengorbanan mu tak akan lekang oleh jaman
Doa
doa qu selalu ku panjatkan untuk keluarga ku di Rumah
Ayah, Ibu kaka-kaka ku... mereka lah darah ku, tumpuan hidup ku.
aqu selalu berdoa semoga mereka diberi kesehatan, rizki yang melimpah, jauh dari kedzoliman,
hanya untuk keluarga qu yang nun jauh disana...
Luph my Famz
Hasrat
wahai pujaan hati qu, kau lah pemilik hati ini.
Asa
asa qu kini telah hilang untuk menggapai cinta mu kembali.
karna luka yang kau goreskan begitu menusuk qu..
pada akhirnya pun aku putus asa untuk mengenal cinta kembali
Syukur
Ketika Nabi Sulaiman a.s. mendapatkan puncak kenikmatan dunia, beliau berkata,“Ini adalah bagian dari karunia Allah, untuk mengujiku apakah aku bersyukur atau kufur.” (An-Naml: 40). Ketika Qarun mendapatkan harta yang sangat banyak, dia mengatakan, “Sesungguhnya harta kekayaan ini, tidak lain kecuali dari hasil kehebatan ilmuku.” (Al-Qashash: 78).
Dua kisah yang bertolak belakang di atas menghasilkan akhir kesudahan yang berbeda. Nabi Sulaiman a.s. mendapatkan karunia di dunia dan akhirat. Sedangkan Qarun mendapat adzab di dunia dan akhirat karena kekufurannya akan nikmat Allah.
Demikianlah, fragmen hidup manusia tidak terlepas dari dua golongan tersebut. Golongan pertama, manusia yang mendapatkan nikmat Allah dan mereka mensyukurinya dengan sepenuh hati. Dan golongan kedua, manusia yang mendapatkan banyak nikmat lalu mereka kufur. Golongan pertama yaitu para nabi, shidiqqin, zullada, dan shalihin (An-Nisa’: 69-70). Golongan kedua, mereka inilah para penentang kebenaran, seperti Namrud, Fir’aun, Qarun, Abu Lahab, Abu Jahal, dan para pengikut mereka dari masa ke masa.
Secara umum bahwa kesejahteraan, kedamaian dan keberkahan merupakan hasil dari syukur kepada Allah sedangkan kesempitan, kegersangan dan kemiskinan akibat dari kufur kepada Allah. (An-Nahl 112)